ingredient 12

MANGGA

History
Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota dan sukuAnacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica. Nama ini kira-kira mengandung arti: “(pohon) yang berbuah mangga, berasal dari India”.
Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai tinggi antara 10 hingga 40 m.
Nama "mangga" berasal dari bahasa Malayalam maanga. Kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lain-lain.
Berasal dari daerah di sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga telah menyebar ke Asia Tenggara sekurang-kurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh (Jw.)
Nutrisi
Nilai Kandungan gizi Mangga per 100 g (3.5 oz, Energi 272 kJ (65 kcal), Karbohidrat 17,00 g, Gula 14,8 g, Diet serat 1,8 g, Lemak 0,27 g, Protein 0,51 g, Vitamin A equiv. 38 mg (4%), Beta-karoten 445 mg (4%), Thiamine (Vit. B1) 0.058 mg (4%), Riboflavin (Vit. B2) 0,057 mg (4%), Niacin (Vit. B3) 0,584 mg (4%), Asam pantotenat (B5) 0,160 mg (3%), Vitamin B6 0,134 mg (10%), Folat (Vit. B9) 14 mg (4%), Vitamin C 27,7 mg (46%), Kalsium 10 mg (1%), Besi 0,13 mg (1%), Magnesium 9 mg (2%), Fosfor 11 mg (2%), Kalium 156 mg (3%), Seng 0,04 mg (0%). Persentase yang relatif ke US rekomendasi untuk orang dewasa.
Manfaat
1. Mengurangi Diabetes
2. Pencegahan Degenerasi Makula
3. Mencegah Penyakit Jantung
4. Pencegahan Kanker
5. Menyehatkan  Tulang
6. Membantu Pencernaan
7. Zat Besi Tinggi Untuk Wanita
8. Menjaga Kadar Kolesterol
9. Menyehatkan Mata
10. Pencegahan Asma

SESAME SEED (WIJEN)

(Sesamum indicum L. syn. Sesamum orientalis L.) adalah semak semusim yang termasuk dalam famili Pedaliaceae. Tanaman ini dibudidayakan sebagai sumber minyak nabati, yang dikenal sebagai minyak wijen, yang diperoleh dari ekstraksi bijinya. Afrika tropik diduga merupakan daerah asalnya, yang lalu tersebar ke timur hingga ke India dan Tiongkok. Di Afrika Barat ditemukan pula kerabatnya,S. ratiatum Schumach. dan S. alabum Thom., yang di sana dimanfaatkan daunnya sebagai lalap. S. ratiatum juga mengandung minyak, tetapi mengandung rasa pahit karena tercampur dengan saponin yang juga beracun. Saat ini, wijen ditanam terutama di India, Tiongkok, Mesir, Turki, Sudan, serta Meksiko dan Venezuela.
Kandungan Gizi :
Biji wijen mengandung 50-53% minyak nabati, 20% protein, 7-8% serat kasar, 15% residu bebas nitrogen, dan 4,5-6,5% abu. Minyak biji wijen kaya akan asam lemak tak jenuh, khususnya asam oleat (C18:1) dan asam linoleat (C18:2, Omega-6), 8-10% asam lemak jenuh, dan sama sekali tidak mengandung asam linolenat. Minyak biji wijen juga kaya akan Vitamin E. Ampas biji wijen (setelah diekstrak minyaknya) menjadi sumber protein dalam pakan ternak.
Manfaat :
Wijen sudah sejak lama ditanam manusia untuk dimanfaatkan bijinya, bahkan termasuk tanaman minyak yang paling tua dikenal peradaban. Kegunaan utama adalah sebagai sumber minyak wijen. Bijinya yang berwarna putih digunakan sebagai penghias pada penganan, misalnya onde-onde, dengan menaburkannya di permukaan penganan tersebut. Biji wijen dapat dibuat pasta. Berbagai tradisi memasak yang memanfaatkan kedelai tersebar mulai dari kawasan Laut Tengah, seperti Yunani dan Turki, hinggaJepang dan semenanjung Korea.

TALAS

 Talas atau talas bogor (Colocasia esculentaL., suku talas-talasan atau Araceae) merupakan tumbuhan penghasil umbi-umbianyang cukup penting. Diduga asli berasal dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, talas diperkirakan telah dibudidayakan manusia sejak zaman purba, bahkan pada zaman sebelum padi ditanam orang[4]. Kini talas telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk India, Cina, Afrika Barat dan Utara, dan Hindia Barat[4]. Talas merupakan makanan pokok, selain sukun, di beberapa kepulauan di Oseania. Di Indonesia, talas populer ditanam di hampir semua daerah.
Nama-nama daerahnya banyak yang senada dengan perkataan talas dan keladi, misalnya talé, kĕladi, sukat, suhat, seuhat, suwat (Bat.); taro (Nias); taléh, kaladi, kuladi (Min.); talos, kĕladi (Lamp.); talĕs, kĕladi, kujang, luèh (Day.); taleus, bolang (Sd.); tales (Jw.); talĕs, kaladi(Md.); talĕs, kladi (Bl.); talé, koladi, kolai, kolei, korei, kore (aneka dialek di Sulut); aladi, suli, kosi, paco (Sulsel); lole, ufi lole (Timor); inane, inano, inan, ina wuu, ronan, kětu, etu, hakar, wakal, gwal (berbagai pulau di Maluku); bètè, ota, dilago, komo (Maluku Utara); nomo, uma, warimu, hèkérè, sèkéré, ifen, yéfam (Papua)[5]. Sementara talas dalam bahasa Inggrisdisebut taro, old cocoyam, dasheen, dan eddoe[4].
Talas terutama ditanam untuk dimakan umbinya, yang merupakan sumber karbohidrat yang cukup penting. Namun umbi ini mengandung getah yang gatal, yang berbeda-beda ketajamannya menurut jenisnya, sehingga harus dimasak terlebih dulu sebelum dapat dikonsumsi. Memakan talas tak boleh berlebihan, karena ia mengandung getah yang mengakibatkan gatal. Terlalu banyak memakan talas menimbulkan rasa begah dan gangguan pencernaan.[7] Umbi talas dapat diolah dengan cara dikukus, direbus, dipanggang, digoreng, atau diolah menjadi tepung, bubur, dan kue-kue.
Di beberapa daerah di Indonesia di mana paditidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawai dan Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang, dikukus, atau dimasak dalam tabung bambu. Di Hawaii dan beberapa bagian Kep. Polinesia, umbi talas dikukus dan ditumbuk untuk dibuat pasta yang selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan puding.[4]. Di Jawa dan juga di tempat-tempat lain di Indonesia, umbi talas dikukus atau digoreng untuk dinikmati sebagai camilan.

Umbi talas bogor
Di samping umbi, daun dan tangkai daun talas yang muda dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Sayur lompong dari Jawa Baratadalah sejenis gulai yang memanfaatkan bagian pucuk dan tangkai daun talas yang muda[5], dimasak dengan atau tanpa santankelapa. Daun-daunnya yang muda terkenal sebagai pembungkus buntil yang disukai[4].
Daun talas, tua atau muda, juga dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurame. Daun, tangkai daun, dan umbinya digunakan sebagai campuran pakan ternak, terutama ternak babi[4].
Daun talas berbentuk perisai yang besar. Daun ini dapat digunakan sebagai pelindung kepala saat hujan. Permukaan daunnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang menjadikannya kedap air, yakni air akan mengalir langsung meninggalkan permukaan daun tanpa membasahinya. Karena lebarnya, daun talas dapat digunakan sebagai pembungkus, misalnya untuk ikan basah, di pasar tradisional.
Rasa talas itu sendiri manis dan pedas, dan sifatnya netral. Umbinya sedikit beracun, berkhasiat anti-radang, dan mengurangi bengkak. Daun dan tangkainya bersifat astringen. Umbi dan tangkai daunnya mengandung tepung, villose, polifenol, dan saponin. Daunnya mengandung polifenol. Untuk pemakaian luar, cuci daun berikut tangkainya, lalu giling hingga halus. Turapkan ia ke borok, bisul, atau bagian yang terkena air panas.[7]


Banyaknya Talas yang diteliti  = 100 gr
Bagian Talas yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 85 %
Jumlah Kandungan Energi Talas = 98 kkal
Jumlah Kandungan Protein Talas = 1,9 gr
Jumlah Kandungan Lemak Talas = 0,2 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Talas = 23,7 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Talas = 28 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Talas = 61 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Talas = 1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Talas = 20 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Talas = 0,13 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Talas = 4 mg
Khasiat / Manfaat Talas : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : T
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Komentar