food terminology 2

1. Hollandaise
Hasil gambar untuk sejarah hollandaise

     Saus Hollandaise adalah salah satu dari lima saus utama (mother sauce) dalam kuliner klasik Perancis. Saus hollandaise dibuat dari mentega cair dan kuning telur serta ditambahi dengan jus jeruk dan cuka.[1] Saus ini menjadi kental karena adanya emulsi yang membuat mentega cair dan air dalam jus jeruk atau cuka tercampur dan mengental. Temperatur saus ini harus dijaga agar selalu di bawah 60 °C agar telur dalam saus tersebut tidak menjadi dadih.Hollandaise merupakan bahasa Perancis yang memiliki arti "dari Belanda. Saus ini pada awalnya dinamakan "Saus Isigny" dari nama sebuah kota di Normandy yaitu Isigny-sur-mer.Kota tersebut terkenal karena menteganya namun pada Perang dunia II mentega harus diimpor dari Belanda sebab produksi mentega di Perancis menurun. Nama saus tersebut pun diubah menjadi saus hollandaise untuk menunjukkan asal dari mentega yang dibuat untuk saus tersebut. Pierre de La Varenne, juru masak pribadi Louis XIV, pernah menulis resep dari saus ini dalam bukunya yang berjudul Le Cuisinier Francois (Kuliner Perancis).
2. Mayonaise
Hasil gambar untuk sejarah mayonaise
Mayones atau mayonais (mayonnaise) adalah salah satu jenis saus yang dibuat dari bahan utama minyak nabatitelur ayam dan cuka. Mayones umumnya digunakan sebagai perasa pada makanan seperti selada atau sandwich. Mayones ada yang hanya menggunakan kuning telur saja atau menggunakan sari buah lemon atau mustard sebagai perasa.Di Amerika Utara, mayones digunakan sebagai olesan sandwich, saus untuk french fries di Eropa (terutama di BelandaBelgiaLuxemburg dan telah meluas ke InggrisPerancis, sebagian Kanada dan Australia). Di Perancis mayones digunakan sebagai saus makan telur rebus atau hidangan ayam dingin, sedangkan di Jepang digunakan sebagai saus berbagai macam makanan seperti okonomiyakiyakisobatakoyakiebi furai dan pizza.
3. Pizza
Hasil gambar untuk sejarah pizza

         pizza memiliki sejarah yang panjang, rumit dan tak menentu yang sering menginspirasikan banyak debat. Asal kata "pizza" belum jelas, tetapi pertama kali muncul tahun 997 dalam Bahasa Latin Pertengahan, dan di Napoli pada abad ke-16 sebuah galette disebut sebagai pizza.Pada waktu itu, pizza adalah alat tukang roti, sebuah adonan yang digunakan untuk menentukan temperatur oven. Makanan para warga miskin, pizza dijual di jalanan dan belum dianggap sebagai resep dapur terkenal. Sebelum abad ke-17, pizza ditutupi saus putih.. Kemudian diganti oleh minyak, keju, tomat atau ikan - tahun 1843, Alexandre Dumas, père menjelaskan keragaman pelengkap pizza. Bulan Juni 1889, untuk menghormati Ratu ItaliaMargherita dari Savoy, koki Neapolitan Raffaele Esposito menciptakan "Pizza Margherita", sebuah pizza yang dipenuhi tomat, keju mozzarella dan basil, untuk menggambarkan warna bendera Italia. Dialah yang pertama kali menambahkan keju. Urutan pasti dimana banyak roti tipis di Mediterania kuno dan abad pertengahan menjadi suatu makanan yang terkenal pada abad ke-20 belum diketahui sampai sekarang.
4. Muffin
Hasil gambar untuk sejarah muffin

     Awalnya muffin dibuat dengan menambahkan pearlash yakni bahan tambahan yang berfungsi membuat tekstur muffin lebih lembut dan empuk. Hingga akhir abad ke -18, bahan ini masih digunakan hingga akhirnya sekarang digantikan oleh peran baking powder.
Dulu muffin tidak banyak dikreasikan karena hanya memiliki satu varian rasa, lain dengan saat ini. Sekarang muffin banyak dikreasikan jadi makanan yang beragam mulai ditambahkan cokelat, keju, hingga muffin gurih dengan rasa kari.
Karena bentuknya yang mirip, muffin dan cupcakes banyak dikaitkan. Keduanya memang tak bisa dipisahkan dan saling terkait meskipun berasal dari jenis yang berbeda. Cupcakes pertama kali disebut pada 1828, jauh setelah muffin populer.
5. Kue putu
Hasil gambar untuk sejarah kue putu

         Nama kue putu berasal dari bahasa Jawa yaitu, puthu. Kue hijau mungil ini merupakan salah satu kue basah dalam jajanan pasar Indonesia. Bahan dasarnya adalah tepung beras berisi gula jawa, kemudian dimasak dalam tabung bambu padat. Ketika dihidangkan, ada taburan parutan kelapa yang menambah kelezatan putu.
Biasanya penjual kue putu baru berjualan ketika malam hari. O iya, penjual kue putu biasanya mengeluarkan suara yang khas. Suaranya seperti siulan yang tak henti. Suara itu berasal dari uap kue putu yang melewati celah kecil cetakan kue yang terbuat dari bambu.
6. Coto
Hasil gambar untuk sejarah coto makassar

       Kuliner khas Makassar yang paling mudah ditemui adalah Coto Makassar. Kuahnya dibuat dari rebusan jeroan bercampur daging sapi yang diiris-iris kecil-kecil. Biasanya soto ini dinikmati bersama ketupat atau burasa khas Makassar.Coto Makassar atau yang kadang disebut dengan nama Coto Mangkasara merupakan kuliner khas kebanggaan masyarakat Makassar. Tidak mengherankan jika Garuda Indonesia menjadikannya menu pilihan dalam penerbangan dari dan ke Makassar.Sajian soto ini sebenarnya tak berbeda jauh dengan jenis soto dari daerah lain di nusantara. Tapi memang, Coto Makassar memiliki kekhasan berupa bumbu rempah dan kacang untuk membuat kuah yang kental.Ada sekitar 40 macam rempah untuk membuat Coto Makassar. Orang Makassar menyebutnya ampah patang pulo. Selain aneka macam rempah, sambal taoco asal Tiongkok pun menjadi bagian tak terpisahkan dari Coto Makassar.Rempah tersebut terdiri dari kacang, kemiri, cengkeh, pala, foeli, sere yang ditumbuk halus, lengkuas, merica, bawang merah, bawang putih, jintan, ketumbar merah, ketumbar putih, jahe, laos, daun jeruk purut, daun salam, daun kunyit, daun bawang, daun seldri, daun prei, lombok merah, lombok hijau, gula talla, asam, kayu manis, garam, papaya muda untuk melembutkan daging, dan kapur untuk membersihkan jeroan.Kenikmatan coto makassar tak terlepas pula dari tradisi peramuaanya menggunakan kuali tanah yang disebut dengan korong butta atau uring butta.Biasanya coto dimakan bersama ketupat, kacang, ditaburi daun bawang dan perasan jeruk nipis. Daging yang digunakan Coto Makassar adalah daging sapi. Ada pula yang menggunakan lidah, otak, limpa, paru, hati, jantung, babat, yang di iris kecil dan dicampur dengan kuah.Kekhasan Coto Makassar tidak hanya dari bahan-bahan dan cara pembuatannya, namun juga aspek sejarahnya.
7. Sate
Hasil gambar untuk sejarah sate
        Sate atau satai (KBBI) (/[unsupported input]ˈsæteɪ//[unsupported input]ˈsɑːteɪ/ sah-tay) adalah makanan yang terbuat dari potongan daging kecil-kecil yang ditusuk sedemikian rupa dengan tusukan lidi tulang daun kelapa atau bambu kemudian dipanggang menggunakan bara arang kayu. Sate disajikan dengan berbagai macam bumbu yang bergantung pada variasi resep sate. Daging yang dijadikan sate antara lain daging ayamkambingdombasapibabikelincikuda, dan lain-lain.Sate diketahui berasal dari Jawa, Indonesia, dan dapat ditemukan di mana saja di Indonesia dan telah dianggap sebagai salah satu masakan nasional Indonesia. Sate juga populer di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti MalaysiaSingapuraFilipina, dan Thailand. Sate juga populer di Belanda yang dipengaruhi masakan Indonesia yang dulu merupakan koloninya.Sate adalah hidangan yang sangat populer di Indonesia; dengan berbagai suku bangsa dan tradisi seni memasak (lihat Masakan Indonesia) telah menghasilkan berbagai jenis sate. Di Indonesia, sate dapat diperoleh dari pedagang sate keliling, pedagang kaki lima di warung tepi jalan, hingga di restoran kelas atas, serta kerap disajikan dalam pesta dan kenduri. Resep dan cara pembuatan sate beraneka ragam bergantung variasi dan resep masing-masing daerah. Hampir segala jenis daging dapat dibuat sate. Sebagai negara asal mula sate, Indonesia memiliki variasi resep sate yang kaya.Biasanya sate diberi saus. Saus ini bisa berupa bumbu kecapbumbu kacang, atau yang lainnya, biasanya disertai acar dari irisan bawang merah, mentimun, dan cabai rawit. Sate dimakan dengan nasi hangat atau, kalau di beberapa daerah disajikan dengan lontong atau ketupat.Hidangan internasional yang mirip sate antara lain yakitori dari Jepangshish kebab dari Turkishashlik dari Kaukasiachuanr dari China, dan sosatie dari Afrika Selatan. Sate terdaftar sebagai peringkat ke-14 dalam World's 50 most delicious foods (50 Hidangan Paling Lezat di Dunia) melalui jajak pendapat pembaca yang digelar oleh CNN Go pada 2011.
8. english muffin
Muffin flatbread (dikenal di Amerika Serikat dan tempat lain sebagai "muffin Inggris") pertama kali disebutkan dalam literatur pada awal abad ke-18,  walaupun produk ini tidak diragukan lagi lebih tua dari itu. Kata "muffin" diperkirakan berasal dari bahasa Jerman mouffin.

Produk ini adalah roti berbentuk kerang, biasanya roti tanpa pemanis dari bahasa Inggris atau Eropa. Muffin ini populer di negara-negara Persemakmuran dan Amerika Serikat. Muffin flatbread sering disajikan panggang untuk sarapan pagi. Mereka dapat disajikan dengan mentega atau margarin, dan ditutup dengan topping manis, seperti selai atau madu, atau topping gurih (mis., Sosis bundar, telur matang, keju atau daging asap). Muffin flatbread biasanya dimakan sebagai makanan sarapan.

Muffin flatbread adalah sejenis ragi-roti beragi; umumnya sekitar 4 in (10 cm) bulat dan 1,5 in (3,8 cm) tinggi. Alih-alih dipanggang dengan oven, mereka dimasak di wajan di atas kompor dan dibalik dari sisi ke sisi, yang menghasilkan bentuk rata-rata yang rata dan agak bundar seperti yang terlihat pada roti bakar atau muffin tipe kue. ] Muffin flatbread diketahui pemukim Amerika, namun menurun dalam popularitas dengan munculnya muffin quickbread. Mereka diperkenalkan kembali ke pasar Amerika pada tahun 1880 sebagai "muffin Inggris" oleh tukang roti Inggris-Amerika Samuel Beth Thomas (perusahaan roti miliknya Thomas 'bertahan sampai hari ini).

https://en.wikipedia.org/wiki/Muffin

9. sushi
Sushi ( 寿司) adalah hidangan Jepang dari nasi yang telah dibeli cuka yang disiapkan secara khusus (  sushi-meshi), biasanya dengan beberapa gula dan garam, dikombinasikan dengan berbagai bahan (  neta), seperti makanan laut (paling umum dan sering mentah), sayuran, dan terkadang buah-buahan tropis. Gaya sushi dan presentasinya sangat bervariasi, namun bahan utamanya adalah "nasi sushi", juga disebut shari (  ), atau sumeshi ( ). Istilah sushi tidak lagi digunakan dalam konteks aslinya dan secara harfiah berarti "mencicipi asam"

Sushi berasal dari hidangan Asia Tenggara, yang dikenal sebagai narezushi (  寿司 寿司 - "ikan asin"), disimpan dalam beras fermentasi selama mungkin berbulan-bulan pada suatu waktu. Fermentasi lakto dari beras mencegah ikan dari kerusakan.  beras akan dibuang sebelum dikonsumsi ikan.  Jenis sushi awal ini menjadi sumber protein penting bagi konsumen Jepang. Istilah sushi berasal dari bentuk gramatikal kuno yang tidak lagi digunakan dalam konteks lain, dan secara harfiah berarti "mencicipi asam"; hidangan secara keseluruhan memiliki rasa asam dan umami atau gurih.  Narezushi masih ada sebagai spesialisasi daerah, terutama sebagai funa-zushi dari Prefektur Shiga.

Cuka mulai ditambahkan pada persiapan narezushi pada periode Muromachi (1336-1573) demi meningkatkan rasa dan pelestarian. Selain meningkatkan keasaman nasi, cuka tersebut secara signifikan meningkatkan umur panjang piringan tersebut, sehingga proses fermentasi menjadi pendek dan akhirnya ditinggalkan. Sushi primitif akan dikembangkan di Osaka, di mana selama beberapa abad menjadi oshi-zushi; Dalam persiapan ini, makanan laut dan nasi ditekan bentuknya dengan cetakan kayu (biasanya bambu).

Tidak sampai periode Edo (1603-1868) ikan segar disajikan dengan nasi vinegared. Gaya nigirizushi saat ini menjadi populer di Edo (Tokyo kontemporer) pada tahun 1820-an atau 1830an. Satu cerita umum tentang asal-usul nigirizushi adalah koki Hanaya Yohei (1799-1858), yang menemukan atau menyempurnakan teknik ini pada tahun 1824 di tokonya di Ryōgoku. [4] Hidangan itu awalnya disebut Edomae zushi karena menggunakan ikan yang baru ditangkap dari Edo-mae (Edo atau Teluk Tokyo); istilah Edomae nigirizushi masih digunakan sekarang sebagai kata demi kata untuk sushi berkualitas, terlepas dari asal-usul bahan asalnya.


10. soup
Kata sup berasal  dari soupe Prancis ("sup", "kaldu"), yang datang melalui suppa Latin Vulgar ("roti yang direndam dalam kaldu") dari sumber Jerman, yang juga berasal dari kata "sop", sepotong roti digunakan untuk menyerap sup atau rebusan tebal.

Restoran kata (yang berarti "[sesuatu] memulihkan") pertama kali digunakan di Prancis pada abad ke-16, untuk merujuk pada sup yang sangat terkonsentrasi dan murah, dijual oleh pedagang kaki lima, yang diiklankan sebagai penangkal kelelahan fisik. Pada tahun 1765, seorang pengusaha Paris membuka sebuah toko yang mengkhususkan diri pada sup seperti itu. Hal ini mendorong penggunaan restoran kata modern untuk tempat makan.

Di AS, buku masak kolonial pertama diterbitkan oleh William Parks di Williamsburg, Virginia, pada tahun 1742, berdasarkan Eliza Smith's Compleat Housewife; atau Sahabat Gentlewoman yang Komprehensif, dan itu termasuk beberapa resep untuk sup dan bisques. Sebuah buku masak 1772, The Frugal Housewife, berisi keseluruhan bab tentang topik ini. Masakan Inggris mendominasi masakan kolonial awal; Tapi saat imigran baru tiba dari negara lain, sup nasional lainnya mendapat popularitas. Secara khusus, imigran Jerman yang tinggal di Pennsylvania terkenal dengan sup kentang mereka. Pada 1794, Jean Baptiste Gilbert Payplat pada Julien, seorang pengungsi dari Revolusi Prancis, membuka pendirian makan di Boston yang disebut "The Restorator", dan kemudian dikenal sebagai "Pangeran Sup". Pamflet masak Amerika pertama yang didedikasikan untuk resep sop ditulis pada tahun 1882 oleh Emma Ewing: Sup dan Sup Sup.


Komentar